Bilik- bilik Cinta Muhammad SAW
Bilik-bilik cinta
Muhammad. Baru melihat judulnya, sudah membuat saya tidak sabar segera melahap
isinya. Kisah yang sejak dulu penasaran
saya ketahui lebih jelas. Kisah sehari-hari rumah tangga Nabi SAW. Rumah tangga
orang yang paling mulia. Orang yang paling berpengaruh menurut buku yang
berjudul 100 orang yang paling berpengaruh di dunia. Mengetahuinya adalah
kepuasaan tersendiri dalam episode menuntut ilmu sebagai seorang muslim. Recommended lah untuk kalian yang merasa
punya banyak masalah dalam berumah tangga. Atau untuk kalian yang mendambakan terwujudnya
‘Rumahku Surgaku’. Juga untuk kalian yang belum menikah, buku ini bisa menjadi
bekal sebelum memgarungi bahtera rumah tangga yang penuh lika-liku.
Dalam buku ini, pembaca
diingatkan tentang bagimana kecemburuan Aisyah Ra yang sangat besar pada
istri-istri Rasulullah lainnya. Meskipun tak ada yang bisa mengingkari diantara
istri-istri Rasulullah bahwa Aisyah punya kedekatan tersendiri pada suaminya.
Secara, Aisyah adalah anak dari sahabat terdekatnya, Abu Bakar as-siddiq.
Sahabat yang menemaninya di Gua Tsur saat dikejar kafir Quraisy. Kecemburuan
yang besar yang menjadikannya terkadang mendapat teguran dari Rasulullah Karena
berkata atau bertindak yang berlebihan. Begitu pula dengan beberapa istrinya
yang lain, mereka juga tak bisa menolak rasa cemburu yang sering muncul.
Disinilah tertuang kisah
bagaimana Rasulullah menyelesaikan setiap masalahnya dalam membangun rumah
tangga bersama istri-istrinya. Karena Rasulullah dan semua istrinya pun berasal
dari kalangan manusia bukan malaikat. Mereka juga punya garizah (naluri) sebagaimana manusia lainnya. Punya rasa cemburu,
amarah, sedih dan juga kecewa. Keluarga yang baik bukan berarti bebas dari
masalah kan. Tapi yang mampu menyelesaikan masalah dengan indah. Bukan dengan
melimpahnya harta, apapun yang diinginkan selalu ada. Melainkan dengan
keluhuran akhlak, keagungan cinta dan kedalaman iman.
Selain itu, pun kita
disuguhkan dengan kisah-kisah bagaimana Rasulullah memperlakukan orang-orang
disekelilingnya. Seperti orangtua, ibu angkat, saudara sepersusuan, paman,
bibi, sepupu, tetangga. Bahkan Rasulullah pun memberikan perlakuan istimewa
pada siapa saja yang dekat dengan orang-orang yang dicintanya. Meskipun ia
telah tiada. Keluhuran akhlak yang patut kita contoh.
Bukan hanya Asy'ari Khatib (penerjemah) yang dibuat menangis. Saya pun berkali-kali dibuat
meneteskan air mata. Tetesan yang bercampur antara haru, bahagia, dan rindu.
Seakan-akan saya melihat langsung bagaimana Rasulullah tersenyum, bercanda dengan istri dan keluarganya, juga
menangis saat orang-orang yang dicintainya meninggal satu persatu. Dan, tetesan
yang paling banyak jatuh adalah tetesan air mata rindu. Iya saya yakin
menyebutnya sebagai rindu. Meskipun tak pernah berjumpa secara langsung, tapi
rasa-rasanya ada kedekatan yang kuat dengannya. Maka siapa yang tak ingin
bertemu dengannya, suri tauladan umat islam dengan keluhuran akhlaknya.
sumber gambar: goodreads.com |
Duhai Rasulullah, jika kami tak bertemu denganmu disurga. Dimana lagi kami akan melepas rindu. Hanya surga lah yang tersisa dari harapan kami untuk bisa melihat wajahmu.
0 komentar:
Posting Komentar