Rabu, 23 Desember 2015

Bilik- bilik Cinta Muhammad SAW


Bilik-bilik cinta Muhammad. Baru melihat judulnya, sudah membuat saya tidak sabar segera melahap isinya.  Kisah yang sejak dulu penasaran saya ketahui lebih jelas. Kisah sehari-hari rumah tangga Nabi SAW. Rumah tangga orang yang paling mulia. Orang yang paling berpengaruh menurut buku yang berjudul 100 orang yang paling berpengaruh di dunia. Mengetahuinya adalah kepuasaan tersendiri dalam episode menuntut ilmu sebagai seorang muslim. Recommended lah untuk kalian yang merasa punya banyak masalah dalam berumah tangga. Atau untuk kalian yang mendambakan terwujudnya ‘Rumahku Surgaku’. Juga untuk kalian yang belum menikah, buku ini bisa menjadi bekal sebelum memgarungi bahtera rumah tangga yang penuh lika-liku.
Dalam buku ini, pembaca diingatkan tentang bagimana kecemburuan Aisyah Ra yang sangat besar pada istri-istri Rasulullah lainnya. Meskipun tak ada yang bisa mengingkari diantara istri-istri Rasulullah bahwa Aisyah punya kedekatan tersendiri pada suaminya. Secara, Aisyah adalah anak dari sahabat terdekatnya, Abu Bakar as-siddiq. Sahabat yang menemaninya di Gua Tsur saat dikejar kafir Quraisy. Kecemburuan yang besar yang menjadikannya terkadang mendapat teguran dari Rasulullah Karena berkata atau bertindak yang berlebihan. Begitu pula dengan beberapa istrinya yang lain, mereka juga tak bisa menolak rasa cemburu yang sering muncul.
Disinilah tertuang kisah bagaimana Rasulullah menyelesaikan setiap masalahnya dalam membangun rumah tangga bersama istri-istrinya. Karena Rasulullah dan semua istrinya pun berasal dari kalangan manusia bukan malaikat. Mereka juga punya garizah (naluri) sebagaimana manusia lainnya. Punya rasa cemburu, amarah, sedih dan juga kecewa. Keluarga yang baik bukan berarti bebas dari masalah kan. Tapi yang mampu menyelesaikan masalah dengan indah. Bukan dengan melimpahnya harta, apapun yang diinginkan selalu ada. Melainkan dengan keluhuran akhlak, keagungan cinta dan kedalaman iman.
Selain itu, pun kita disuguhkan dengan kisah-kisah bagaimana Rasulullah memperlakukan orang-orang disekelilingnya. Seperti orangtua, ibu angkat, saudara sepersusuan, paman, bibi, sepupu, tetangga. Bahkan Rasulullah pun memberikan perlakuan istimewa pada siapa saja yang dekat dengan orang-orang yang dicintanya. Meskipun ia telah tiada. Keluhuran akhlak yang patut kita contoh.
Bukan hanya Asy'ari Khatib (penerjemah) yang dibuat menangis. Saya pun berkali-kali dibuat meneteskan air mata. Tetesan yang bercampur antara haru, bahagia, dan rindu. Seakan-akan saya melihat langsung bagaimana Rasulullah tersenyum, bercanda dengan istri dan keluarganya, juga menangis saat orang-orang yang dicintainya meninggal satu persatu. Dan, tetesan yang paling banyak jatuh adalah tetesan air mata rindu. Iya saya yakin menyebutnya sebagai rindu. Meskipun tak pernah berjumpa secara langsung, tapi rasa-rasanya ada kedekatan yang kuat dengannya. Maka siapa yang tak ingin bertemu dengannya, suri tauladan umat islam dengan keluhuran akhlaknya.
sumber gambar: goodreads.com
Duhai Rasulullah, jika kami tak bertemu denganmu disurga. Dimana lagi kami akan melepas rindu. Hanya surga lah yang tersisa dari harapan kami untuk bisa melihat wajahmu.






0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Rumah Baca