Tempatnya Lupa dan Belajar
Edisi Karena Kita Manusia Part
2
sumber gambar; bungu.plus.co.jp
Jika ingin mengingat semua kesalahan kita dari yang besar hingga paling
kecil, sejak lahir hingga saat ini. Mungkin kita tidak akan sanggup menghitung
saking banyaknya. Jika kita mengingat semua itu, rasa-rasanya tidak pantas lagi
kita menerima nikmat Allah setelah apa yang kita lakukan selama ini. Kelalaian
kita dalam menutup aurat, ketidakhati-hatian kita dalam menjaga akhlak,
kealpaan kita dalam shalat, tidak maksimalnya dakwah kita, hati yang kadang
masih digerogoti oleh penyakit, lidah yang masih kadang keseleo, mata yang
kadang belum terjaga, telinga yang kadang terlena dengan perbincangan yang
harusnya tidak kita dengar, tangan yang mungkin pernah mengerjakan sesuatu yang
harusnya tidak dilakukan, kaki yang pernah melangkah ke tempat yang tidak
pantas kita datangi. Belum lagi anggota tubuh kita yang lain. Rasa-rasanya
lembaran ini tak akan habis untuk menuliskan kesalahan-kesalahan kita yang
lalu. Itu kesalahan yang kita ingat, bagaimana yang tidak? Mungkin jauh lebih
banyak lagi.
Jangan dikira, sesuatu itu baru disebut kesalahan kalau kita berzina,
korupsi, membunuh, syirik dan dosa-dosa besar lainnnya. Tidak, sekecil apapun
kesalahan itu, dia tetaplah kesalahan. Ganjaran untuk dosa yang paling kecil
saja adalah memakai sandal yang terbuat dari bara api, yang panasnya mampu
mendidihkan otak. Dan, kita tak tau dosa yang paling kecil itu apa, mungkin
saking kecilnya kita tidak sadar bahwa sesuatu itu adalah dosa sementara kita
sering melakukannya.
Tapi satu hal yang harus kita yakini, bahwa seberapa besarpun dosa kita, sesering
apapun kita melakukan kesalahan di masa lalu, ampunan Allah jauh lebih besar
dan luas selama kita memohon ampun dengan sebenar-benarnya permohonan. Yakinlah,
karena Rasulullah sendiri yang menyampaiakannya, manusia paling jujur.
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh
Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan
berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau
lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi
langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan
Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa
dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam
keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang
kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan
beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].
Allah yang maha Gaffar. Sungguh
kabar ini sangat melegakan, dengan catatan kita memohon ampunan Allah dengan
sungguh-sungguh. Lalu berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Bukankah manusia
tempatnya lupa dan belajar.
Bukan Tuhan jika lupa, pun bukan
Tuhan jika belajar. Sebaliknya bukan hamba jika tidak pernah lupa, namun bukan
hamba jika tidak mau belajar.
Maros, 3 September 2017
Bermuhasabah di waktu pagi
0 komentar:
Posting Komentar